Kamis, 11 September 2014

GREEN LIFE STYLE

GREEN LIFE STYLE
Ketika Bung Karno menyampaikan pidato pada peletakkan batu pertama kampus IPB, beliau menyampaikan bahwa pertanian adalah soal hidup mati suatu bangsa. Beliau sangat memperhatikan pertanian dalam kepemimpinannya hingga akhirnya Indonesia menjadi macan asia kala itu. Namun sayup-sayup suara macan asia dalam bidang pertanian kini mulai sulit terdengar aumannya.

Pertanian kita dalam dekade terakhir mulai mengalami kemerosotan. Kita tentu tidak lupa dengan harga cabai yang menyentuh harga sangat tinggi, kelangkaan bahan pangan, hingga bahan pembuat tempe yakni kedelai pun harus mengimpor. Ini justru bertentangan dengan keyakinan Bung Karno bahwa pertanian adalah soal hidup mati suatu bangsa, dimana pertanian kita kurang mendapat perhatian dari negara.

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap eksistensi pertanian menyebabkan melemahnya sektor-sektor pendukung pertanian. Petani yang sering kali mengalami kerugian akibat gagal panen, regenerasi petani muda yang sangat lambat, terganggunya ekosistem lingkungan akibat sistem pertanian yang terlalu berorientasi pada profit, dan banyak lagi lainnya.

Namun segala problem yang kompleks tersebut sebenarnya dapat diatasi melalui hal yang sangat sederhana, yakni green life style. Green life style atau gaya hidup hijau adalah gaya hidup sederhana yang memanfaatkan potensi alam dengan bijaksana. Gaya hidup ini sangat erat kaitannya dengan istilah back to nature yang saat ini sedang berkembang di kalangan masyarakat. Gaya hidup kehijauan yang sangat relevan dalam bidang pertanian adalah urban farming.

Urban farming atau pertanian kota merupakan kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan di perkotaan dengan memanfaatkan lahan seadanya. Urban farming sudah cukup berkembang di negara lain dan menunjukkan manfaat yang begitu besar.

Manfaat dari urban farming yakni dapat mengurangi sampah kota karena dalam penerapannya menggunakan prinsip 3 R (reuse, recycle, reduse), meningkatkan estetika perkotaan, meningkatkan kualitas udara, dan yang terpenting memenuhi kebutuhan hidup para pelaku urban farming.

Secara ekonomi urban farming juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat kota. Penelitian Nuhfil Hanani AR yang berjudul Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota (2010) menunjukkan bahwa di Amerika urban farming  mempunyai peranan  dalam pengurangan  kemiskinan,  kerawanan pangan, dan mengatasi permasalahan sampah. Urban farming dapat  menjamin  ketersediaan pangan yang segar  dan bergizi, sehingga  meningkatkan asupan sayuran dan buah, serta dapat menghemat pengeluaran 15-30 persen  anggaran  pada pangan.

Daerah perkotaan merupakan penikmat paling besar hasil pertanian yang dipasok dari daerah-daerah kecil. Perkotaan selaku konsumen hasil pertanian, kini bisa diubah menjadi produsen bagi diri mereka sendiri melalui urban farming. Ketika perkotaan sudah mampu memenuhi kebutuhannya akan hasil pertanian, maka beban dari daerah-daerah lain akan bisa dikurangi.

Urban farming dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama adalah ventrikultur. Ventrikultur merupakan sistem budidaya tanaman dengan pola tanam vertikal. Tanaman ditanam secara vertikal dari atas kebawah, sehingga dengan lahan  terbatas produktivitasnya tetap tinggi. Ventrikultur dapat dilakukan dengan media tanam berupa botol plastik, pot bunga, polybag, atau pun dengan media tanam yang bisa menampung tanah sesuai kebutuhan tanaman. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan ventrikultur yakni tanaman hortikultura seperti bunga-bungaan, sayur-mayur, bahkan tanaman obat seperti jahe, kunyit lengkuas, dan lainnya. 

 

GREEN LIFE STYLE


Yang kedua ialah pemanfaatan lahan tidur. Di perkotaan ada banyak sekali lahan-lahan yang dibiarkan begitu saja. Padahal apabila dimanfaatkan oleh masyarakat dan bersinergi dengan pemerintah daerah, lahan tersebut bisa menopang kebutuhan pangan lingkungan mereka. Lahan-lahan tidur tersebut dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan, semisal singkong, padi, jagung, atau pun untuk tanaman hortikultura.

GREEN LIFE STYLE

Yang terakhir ialah pemanfaatan lahan-lahan yang sudah tidak produktif. Lahan tidak produktif adalah lahan yang tidak mampu mencukupi unsur hara bagi tanaman. Pemanfaatan lahan tidak produktif bisa dengan menggunakan pot atau media tanam lain, tanpa mengolah lahan tersebut. Atau bila ingin mengolah lahan menjadi produktif kembali harus meminta bantuan pemerintah, karena pengembalian fungsi tanah sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman akan cukup sulit.

Urban farming memberi manfaat yang baik bagi lingkungan, kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan ekonomi, ada baiknya gaya hidup hijau ini mulai dilaksanakan dari sekarang. Setidaknya tidak ada lagi pemberitaan mengenai kelangkaan bahan pertanian karena kita sudah bisa memasoknya secara mandiri.

Dengan semangat kebangkitan Bung Karno yang mau ditularkan kepada kita, untuk menjadikan pertanian sebagai hidup mati bangsa kita. Maka mulailah untuk menjaga gaya hidup hijau ini melalui urban farming, dan membawa bangsa ini menjadi macan asia kembali. Kemudahan dari urban farming ini sangat membantu mewujudkan cita-cita Bung Karno memajukan negara ini melalui pertanian. Semangat kebangkitan yang beliau tularkan kepada kita harus tetap terjaga, dengan menjalankan amanahnya untuk menjaga hidup mati bangsa yakni pertanian. Semangat kebangkitan, semangat memajukan pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar